Plus Minus Koplik Hidrolik

Plus Minus Koplik Hidrolik

Reza Pragita Daza 2022-01-22 15:06:23

Bagi pengguna motor sport, pasti bakal pegal jika menggunakan kopling manual. Apalagi di tengah suasana  jalan raya yang padat, macet  apalagi ditambah hujan.

Untuk mengatasi situasi tersebut, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kopling hidrolik. Kopling jenis ini mampu meringankan kerja tangan, lantaran sistem kerjaanya yang bertenaga hidraulis alias memanfaatkan cairan.

Sistemnya mirip rem cakram, tuas akan menekan master kopling, lalu minyak akan terdorong memalui selang. Tekanan minyak akan mengarah ke silinder kopling dan mendorong tuas pembebas atau stut kopling.

Kopling hidrolik selain lebih ringan, juga lebih mudah dan minimnya perawatan. 

Kenyamanan Terganggu

Namun di tengah itu ada kendala yang bisa dialami pengguna kopling hidrolik. Antara lain, kenyamanan bisa terganggu. Terutama feeling pengendara terhadap kopling. Ini bisa terjadi, jika menggunakan master kopling yang kurang bagus, seperti tidak ada tarikan balik. 

Padahal ini penting agar tahu jarak main kopling saat dipakai. Apalagi kalau mau menggantung kopling, rasanya aneh jika tuas terlalu ringan. Master kopling yang bagus meski pakai sistem hidrolik tetap ada tarikan baliknya.

Masalah lain bisa muncul  di kaliper atau piston pendorong sistem kopling hidrolik. Jika kualitas piston penarik kurang bagus kopling mudah jebol. Kalau jebol sudah pasti untuk memperbaikinya lebih repot dibanding kopling kabel yang sistem kerjanya lebih simpel.

Salah satu penyebab piston pendorong gampang jebol, adalah penggunaan per kopling kelewat keras. Biasanya karena sudah pakai kopling hidrolik, pengendara menggunakann per kopling lebih keras.

Meski tangan bisa menarik empuk, beban besar dipikul oleh piston pendorong. Karena piston bukan cuma bekerja keras mendorong sistem kopling, tapi juga menahan tekanan balik dari per ketika  pengendara menarik tuas kopling.